Wikileaks dan AS : Adu Domba Arab Saudi dan Iran

Minggu (28/11/2010) WikiLeaks mulai menerbitkan lebih dari 250.000 dokumen diplomatik dari kedutaan-kedutaan besar AS di seluruh dunia, , yang mengundang kecaman tajam Gedung Putih dan para pemimpin Kongres AS. Dari ribuan dokumen yang dibocorkan, antara lain, tentang raja Arab Saudi yang secara pribadi mendesak Amerika Serikat untuk menyerang Iran demi menghancurkan program senjata nuklir negera republik Islam itu.



Bocoran dari WikiLeaks menyebutkan, pemimpin Arab Saudi sering mendesak AS untuk menyerang Iran demi mengakhiri program senjata nuklir Iran. Bocoran itu mengungkapkan, Raja Arab Saudi, Abdullah, meminta kepada Amerika untuk "memotong kepala ular itu (Iran)" pada sebuah pertemuan tahun 2008. Bocoran itu juga mengungkapkan bagaimana para pemimpin di Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir menyebut Iran "jahat" dan sebuah kekuasaan yang "akan membawa kami ke dalam perang".

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad kembali melontarkan pernyataan tajam terhadap pemerintah Amerika Serikat. Menurut pemimpin republik Islam itu, pemerintah AS telah dengan sengaja melepas informasi-informasi rahasia yang dibocorkan situs WikiLeaks.

Hal itu disampaikan Ahmadinejad ketika ditanyai oleh media Iran, Press TV mengenai dibocorkannya dokumen-dokumen rahasia AS oleh WikiLeaks.

"Biar saya koreksi Anda. Material itu tidak bocor, melainkan dilepas secara terorganisir," cetus Ahmadinejad seperti dilansir Press TV

Menurut Ahmadinejad, pemerintah AS sengaja merilis dokumen-dokumen itu. "Itu (dokumen) tak punya nilai hukum dan tak akan berdampak politik seperti yang mereka upayakan," kata Ahmadinejad.

Ditekankan Ahmadinejad, "permainan" WikiLeaks tak layak untuk dikomentari dan tak seorang pun yang akan membuang-buang waktu mereka untuk mengkajinya. Menurutnya, pemerintah AS mencoba merusak hubungan Iran dengan negara-negara Arab lewat WikiLeaks.

"Negara-negara di wilayah ini seperti teman dan saudara dan tindakan jahat ini tak akan berdampak pada hubungan mereka," tandas Ahmadinejad.

Berdasarkan salah satu informasi rahasia yang dirilis WikiLeaks pada Minggu, 28 November lalu, Raja Arab Saudi Abdullah telah berulang kali mendesak pemerintah AS untuk menyerang Iran. Tujuannya untuk menghancurkan program nuklir Iran.

Menurut media Guardian, Raja Abdullah mengingatkan AS bahwa program nuklir Iran bisa memicu adu lomba senjata di wilayah Timur Tengah.

Raja Bahrain Hamad bin Isa al-Khalifa dan anggota parlemen Yordania Zeid Rifai juga menyampaikan kekhawatiran senada. Rifai mengatakan pada pejabat AS untuk "mengebom Iran dan mengingatkan bahwa sanksi-sanksi terhadap Iran tak akan berarti apa-apa" [kompas, detik]

0 comments:

Post a Comment